'Early Warning' buat Parpol Islam
JAKARTA — Hasil jajak pendapat Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dinilai menjadi peringatan bagi partai politik berideologi Islam. Hasil survei itu menyebut parpol berideologi Islam belum dapat lolos electoral threshold atau ambang batas perolehan kursi di parlemen sebesar 3,5 persen.
"Ini adalah early warning buat partai Islam. Ini merupakan pertanda zaman yang meminta kita untuk selalu berbenah," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsy di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/8/2012).
Sebelumnya, hasil survei CSIS menunjukkan elektabilitas empat parpol Islam belum melampaui ambang batas parlemen 3,5 persen. Empat parpol itu, yakni Partai Persatuan Pembangunan (3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (2,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (2,2 persen), dan Partai Amanat Nasional (2 persen).
Aboe Bakar mengatakan, jika mengacu pada pemilu yang pernah ada, perolehan suara parpol Islam secara kolektif relatif naik turun. Pada pemilu pertama tahun 1955, kata dia, parpol Islam meraup 45,13 persen suara. Pada Pemilu 1971 atau di pemilu pertama di Orde Baru, perolehan suara parpol Islam 27,11 persen.
Lalu pada tahun 1999 atau di pemilu pertama di masa reformasi, perolehan suara parpol Islam mencapai 37 persen. Dukungan kemudian naik di Pemilu 2004 menjadi 38,1 persen. Setelah itu turun drastis di Pemilu 2009 dengan angka 23,1 persen.
"Naik turunnya suara partai dalam kancah pemilu adalah hal yang lumrah. Setiap partai pasti memiliki zaman keemasan sendiri. Suatu saat memang akan mengalami puncak dan di saat lain akan turun," kata anggota Komisi III DPR itu.
Aboe Bakar menambahkan, untuk mengatasi masalah itu, pihaknya tengah meningkatkan ketokohan para kadernya agar bisa meraup suara. Menurut dia, tidak terlalu rumit untuk menarik suara asalkan para politisi selalu menjaga integritas, moralitas, dan profesionalisme.
"Soal koalisi parpol Islam sangat mungkin terjadi. Kita ini dipersatukan dengan ukhuwah islamiah. PKS sangat terbuka bila memang ada parpol yang hendak bergabung," pungkas Aboe Bakar.
"Ini adalah early warning buat partai Islam. Ini merupakan pertanda zaman yang meminta kita untuk selalu berbenah," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsy di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/8/2012).
Sebelumnya, hasil survei CSIS menunjukkan elektabilitas empat parpol Islam belum melampaui ambang batas parlemen 3,5 persen. Empat parpol itu, yakni Partai Persatuan Pembangunan (3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (2,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (2,2 persen), dan Partai Amanat Nasional (2 persen).
Aboe Bakar mengatakan, jika mengacu pada pemilu yang pernah ada, perolehan suara parpol Islam secara kolektif relatif naik turun. Pada pemilu pertama tahun 1955, kata dia, parpol Islam meraup 45,13 persen suara. Pada Pemilu 1971 atau di pemilu pertama di Orde Baru, perolehan suara parpol Islam 27,11 persen.
Lalu pada tahun 1999 atau di pemilu pertama di masa reformasi, perolehan suara parpol Islam mencapai 37 persen. Dukungan kemudian naik di Pemilu 2004 menjadi 38,1 persen. Setelah itu turun drastis di Pemilu 2009 dengan angka 23,1 persen.
"Naik turunnya suara partai dalam kancah pemilu adalah hal yang lumrah. Setiap partai pasti memiliki zaman keemasan sendiri. Suatu saat memang akan mengalami puncak dan di saat lain akan turun," kata anggota Komisi III DPR itu.
Aboe Bakar menambahkan, untuk mengatasi masalah itu, pihaknya tengah meningkatkan ketokohan para kadernya agar bisa meraup suara. Menurut dia, tidak terlalu rumit untuk menarik suara asalkan para politisi selalu menjaga integritas, moralitas, dan profesionalisme.
"Soal koalisi parpol Islam sangat mungkin terjadi. Kita ini dipersatukan dengan ukhuwah islamiah. PKS sangat terbuka bila memang ada parpol yang hendak bergabung," pungkas Aboe Bakar.
Sumber :http://nasional.kompas.com/read/2012/08/09/21013793/.Early.Warning.buat.Parpol.Islam
Posted in
Berita
Related posts:
If you enjoyed this article, subscribe to receive more great content just like it.
Popular Posts
-
UNDANGAN, Ikhwah fillah... Mari eratkan ukhuwah, raih keberkahan silaturrahim dan majelis ilmu, HADIRI Forum Pengajian Keluarga Sejahter...
-
DCS DPRD II PKS Dapil IV (Banyudono,Ngemplak, Sawit,Sambi) Boyolali Daerah Pemilihan IV Banyudono, Ngemplak, Sawit, Sambi. 1. Nur Achmad...
-
Ikhwati wa akhwati fillah... Melihat berita ttg LHI terkait sapi impor , maka ana sebagai salah satu kader PKS yg mengenal LHI, sangat b...
-
MEMANG tidak sederhana menjadi seorang pemimpin yang legal secara formal dan legitimed (dicintai bawahannya). Sebelum seseorang diakui...
-
Presiden Mesir, Dr Muhammad Mursi menempati urutan ke-4 orang yang paling berpengaruh di dunia versi Majalah Time. Majalah Time mengung...
-
Pada tahun kesepuluh kenabian, istri Nasbi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Thlaib, wafat. Ber...
-
TEMPO.CO , Jakarta - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melarang semua anggotanya yang duduk di Badan Anggaran untuk memakai ruangan yang ba...
-
Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri sangat menikmati naik ojek dari pos pemantauan perbatasan desa Temajuk menuju dusun Camar Bulan. “Kalau...
Recent Stories
Connect with Facebook
Sponsors
Search
Archives
-
▼
2012
(104)
-
▼
Agustus
(9)
- Risalah Mursyid Teruntuk Ikhwan dan Akhawat
- Maafkan Kami (PKS) Yang Tak Sempurna
- “PKS Mendingan Bubar Aja Deh…”
- 'Early Warning' buat Parpol Islam
- PKS: Indonesia harus Tolak Impor Buah dari Israel
- Maju Putaran 2, Timses Jokowi Ahok Tebar Fitnah ke...
- Moursi Memang Beda
- Renungan Ramadhan
- Pidato Hasan Al Banna Ketika Ramadhan
-
▼
Agustus
(9)
Categories
Blog Archives
-
▼
2012
(104)
-
▼
Agustus
(9)
- Risalah Mursyid Teruntuk Ikhwan dan Akhawat
- Maafkan Kami (PKS) Yang Tak Sempurna
- “PKS Mendingan Bubar Aja Deh…”
- 'Early Warning' buat Parpol Islam
- PKS: Indonesia harus Tolak Impor Buah dari Israel
- Maju Putaran 2, Timses Jokowi Ahok Tebar Fitnah ke...
- Moursi Memang Beda
- Renungan Ramadhan
- Pidato Hasan Al Banna Ketika Ramadhan
-
▼
Agustus
(9)
Recent Comments