Home » Archives for September 2012
PKS Dukung PBNU terkait Fatwa Hukuman Mati bagi Koruptor
Posted in
Berita
|
9/28/2012|
Admin
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan dukungannya terhadap fatwa Nahdlatul Ulama (NU) mengenai hukuman mati bagi koruptor.
Hal itu disampaikan oleh Fraksi PKS dalam kunjungannya ke kantor PBNU
di jalan Kramat Raya No 104 Jakarta Pusat, Kamis (27/9) sore.
"Secara prinsip iya, kami mendukung hukum mati bila memang yang dikorupsi jumlahnya besar dan mengakibatkan kerusakan yang masif terhadap perekonomian dan kehidupan bernegara. Jumlahnya mungkin di atas 100 miliar," ujar Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid seperti dikutip pkspiyungan.org, Kamis (27/9).
Hidayat Nur Wahid memimpin delegasi PKS bersilaturahim ke PBNU. Rombongan pimpinan Fraksi PKS yang terdiri dari Habib Nabiel AlMusawa, Habib Aboebakar, KH Abdul Hakim, dan Hidayat Nur Wahid itu diterima langsung oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj.
Selain menyoal fatwa hukuman mati bagi koruptor dan memperkenalkan pimpinan Fraksi PKS yang baru, dalam pertemuan itu Hidayat juga membicarakan sejumlah masalah keummatan. Diantaranya, mengenai perlu tidaknya protokol internasional anti penistaan agama dan sertifikasi ulama.
"Banyak hal yang bisa diperjuangkan bersama dengan PBNU. Itu tentunya juga bisa lakukan dengan partai lain," tambah Hidayat.
Sebelumnya, PBNU menggelar Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Pesantren Kempek, Gempol, Cirebon pada 14-17 September 2012. Salah satu hasil Munas tersebut adalah fatwa perlunya hukuman mati bagi koruptor yang membawa kehancuran (fasad), khususnya bagi yang mengulangi perbuatan korupsinya. [JJ/Pksp/bsb]
"Secara prinsip iya, kami mendukung hukum mati bila memang yang dikorupsi jumlahnya besar dan mengakibatkan kerusakan yang masif terhadap perekonomian dan kehidupan bernegara. Jumlahnya mungkin di atas 100 miliar," ujar Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid seperti dikutip pkspiyungan.org, Kamis (27/9).
Hidayat Nur Wahid memimpin delegasi PKS bersilaturahim ke PBNU. Rombongan pimpinan Fraksi PKS yang terdiri dari Habib Nabiel AlMusawa, Habib Aboebakar, KH Abdul Hakim, dan Hidayat Nur Wahid itu diterima langsung oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj.
Selain menyoal fatwa hukuman mati bagi koruptor dan memperkenalkan pimpinan Fraksi PKS yang baru, dalam pertemuan itu Hidayat juga membicarakan sejumlah masalah keummatan. Diantaranya, mengenai perlu tidaknya protokol internasional anti penistaan agama dan sertifikasi ulama.
"Banyak hal yang bisa diperjuangkan bersama dengan PBNU. Itu tentunya juga bisa lakukan dengan partai lain," tambah Hidayat.
Sebelumnya, PBNU menggelar Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Pesantren Kempek, Gempol, Cirebon pada 14-17 September 2012. Salah satu hasil Munas tersebut adalah fatwa perlunya hukuman mati bagi koruptor yang membawa kehancuran (fasad), khususnya bagi yang mengulangi perbuatan korupsinya. [JJ/Pksp/bsb]
PKS Mau Genjot Kinerja Di DPR
Posted in
Berita
|
9/26/2012|
Abu Jundi
Hari ini akan digelar serah terima jabatan (sertijab) ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di lantai 3 gedung Nusantara I DPR, Senayan, Jakarta. Hidayat Nurwahid bakal menjadi ketua fraksi baru menggantikan Mustafa Kamal.
Keputusan menunjuk Hi dayat sebagai ketua Fraksi PKS di DPR diambil melalui ra pat DPP PKS pada 19 September lalu.
Lantas, bagaimana kesibukan Hidayat? Kemarin siang, Rakyat Merdeka mendatangi ruang kerja Hidayat Nurwahid yang berada di lan tai 3, Gedung Nusantara I DPR. Suasana sepi langsung tera sa ketika menginjakkan kaki di lan tai 3 Gedung Nusantara I DPR.
Di depan lift, hanya ada se orang petugas Pengamanan Da lam (Pamdal) perempuan yang stand by di meja kerjanya. Empat sofa yang berada di pojok ruang an sebelah kanan dan biasa digunakan sebagai tempat men ung gu tamu tampak kosong.
Hanya satu dua orang saja yang terlihat mondar mandir dari ba gian dalam ke arah luar. Itu pun bukan bukan anggota, melainkan staf atau asisten anggota DPR yang ada di ruangan ini.
Padahal di lantai 3 ini, ber mu kim para dedengkot-dedengkot PKS di DPR. Selain Hidayat, ada Luth fi Hasan Ishaq yang me rupakan Presiden PKS. Juga ada Mustafa Kamal yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS. Mahfudz Siddiq, Jazuli Juwaini dan beberapa kader lain nya juga berkantor di lantai ter sebut.
“Lagi rapat Mas. Pak Hidayat, Pak Luthfi dan beberapa pengu rus Fraksi PKS sedang rapat sejak tadi siang. Tapi saya tidak tahu rapat apa,” jelas seorang petugas keamanan di lantai tersebut.
“Dari pagi saja, Pak Hidayat ti dak turun-turun ke bawah se perti hari biasanya. Saya tidak tahu ada agenda rapat komisi atau tidak. Yang pasti, sejak datang tadi pagi, beliau belum turun-turun ke ba wah,” tambah pria berkulit sawo matang tersebut.
Cukup sulit juga untuk masuk ke dalam ruangan anggota yang ada di lantai tersebut. Selain harus ber hubungan dengan petugas Pam dal, juga harus mendapatkan izin dari petugas keamanan frak si. Ruangannya, persis berada di sebelah pintu kaca yang meng hu bungkan antara lift dengan ruangan anggota.
Ruangan Hidayat Nurwahid ber nomor 330, persis di sebelah kiri tempat rapat fraksi. Berbeda dengan ruangan lainnya, tempat kerja Hidayat tidak memiliki pa pan nama yang biasa digantung persis di sebelah pintu.
Model dan ukuran ruangan pun, tidak berbeda dengan ruang an kerja anggota DPR lainnya. Satu ruangan di bagian depan tempat untuk asisten dan tenaga ahli. Sedangkan satu ruangan lagi yang dibatasi dinding dan pintu kayu merupakan tempat kerja bagi Hidayat Nurwahid.
Persis di depan ruangan kerja Hi dayat, terdapat ruangan besar yang dijadikan sebagai ruang ta mu. Di ruangan ini disediakan dua set sofa berwarna coklat tua yang ditata memanjang kesamping.
Untuk ruangan tamu, lantainya dilapisi karpet tebal warna merah bata. Sedangkan untuk ruangan anggota, karpet yang dipakai de ngan bahan lebih tipis dan ber warna coklat muda. Sebuah tele visi layar datar ukuran 28 inci cu kup menghiasi ruangan tamu yang bentuknya memanjang tersebut.
Hampir tiga jam menunggu, akhirnya satu per satu petinggi PKS di DPR keluar dari ruangan rapat. Pertama-tama yang keluar adalah Luthfi Hasan yang me ngenakan baju batik warna coklat. Disusul Hidayat dan beberapa pengurus fraksi yang lain.
Rapat apa? “Tadi rapat terkait program dan rencana fraksi PKS ke depan. Karena besok (hari ini—red) ada sertijab dari ketua fraksi yang lama kepada ketua fraksi yang baru,” jelas Hidayat.
Hidayat mengatakan, di partai mana pun di DPR pergantian di tubuh fraksi merupakan hal yang biasa dan lumrah terjadi. Karena tu juan pergantian itu untuk pe nyegaran demi meningkatkan kinerja yang lebih efektif.
“Bukan berarti pimpinan fraksi yang sebelumnya tidak baik da lam bekerja. Tapi karena kita akan menghadapi pesta de mok rasi yang lebih besar. Partai tentu nya harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” jelas anggota Komisi I DPR ini.
Menurut Hidayat, menjelang akhir masa jabatan DPR pada 2014 mendatang, tentunya setiap partai harus bisa memberikan hasil kerja yang maksimal. Tanpa hasil maksimal dan bermanfaat bagi rakyat, sulit bagi partai tersebut untuk dipercaya kembali. Untuk itu, kinerja di DPR perlu digenjot.
Hidayat tidak menampik, bila dalam beberapa survei bela kang an ini elektabilitas PKS me ng alami penurunan. Tapi kata dia, itu hal biasa yang juga dialami partai lain.
“Makanya ada pe nye garan dan pergantian di tubuh fraksi. Karena biar ba gaimana pun, DPR ini menjadi tolak ukur ma syarakat menilai parpol di pemilu. Dan saya di ama nahkan untuk me ngembalikan jadi diri partai,” tegasnya.
Demi melakukan perbaikan itulah, sambungnya, bukan hanya program dan strategi saja yang akan disiapkan dan di evaluasi. Pada alat kelengkapan di DPR lainnya, juga akan meng alami penyegaran.
“Tadi kami rapat. Dan kami su dah sepakat untuk melakukan pe nye garan di tingkat alat kelengkap an lain. Baik itu di komisi mau pun yang lainnya,” ungkapnya.
Namun saat ditanya apakah ber arti akan ada rotasi besar-be saran di tubuh fraksi PKS di DPR, Hidayat enggan men ja wab nya. Kata dia, penyegaran yang ada di tubuh fraksi harus seirama dengan alat kelengkapan dewan lainnya.
“Ini masa jabatan terakhir kita di DPR. Apakah selama ini kita su dah mampu menjawab segala ke butuhan dan aspirasi yang dipercayakan masyarakat pada kita? Itu yang harus kita persiapkan tentunya,” tegasnya.
Kapan pindah ruangan? Bekas ketua MPR ini me ngaku belum berencana pin dah ruangan.
“Saya Tak Merasa Turun Pangkat”
Hidayat Nurwahid tidak me rasa turun pangkat ketika ditunjuk partai untuk menjadi Ke tua Fraksi PKS di DPR. Ba ginya, itu penugasan dan ama nah yang harus dilak sa nakan sebaik-baiknya.
“Apakah ini turun pangkat? Itu tergantung bagaimana kita melihatnya. Kalau orientasi ker ja kita jabatan, tentu ada siklus yang namanya naik dan turun pangkat,” katanya saat ber bin cang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Di internal PKS, kata Hida yat, tidak ada istilah yang nama nya naik dan turun jabatan. Ka rena semua kader didoktrin untuk patuh dan siap atas pe rintah partai.
“Saat saya dipercaya men jabat Presiden PKS, saya tidak merasa sedang di atas gunung. Begitu pula ketika sedang du duk sebagai Ketua MPR pada periode yang lalu,” jawabnya.
Hal yang sama juga terjadi, ketika dirinya diamanahkan par tai untuk menduduki posisi Ketua Badan Kerjasama Antar Par lemen (BKSAP) ataupun Ke tua Fraksi PKS. “Saya tidak me rasa sedang naik pangkat atau pun turun pangkat. Karena yang terpenting adalah men jalankan tugas sebaik-baiknya,” tegasnya.
Selama kurun 2000-2004, Hi dayat menjabat presiden Par tai Keadilan Sejahtera (PKS). Po sisinya setara dengan tokoh-tokoh Akbar Tandjung, ketua umum Partai Golkar maupun Me gawati Soekarnoputri, ketua umum PDIP.
Pada Pemilu 2004, PKS mem peroleh suara signifikan. Hidayat pun didorong menjadi ketua MPR dan berhasil. Ja batan ini diduduki dari 2004 sam pai 2009.
Setelah menduduki jabatan di skala nasional, kemudian mun cul wacana di tingkat internal PKS maupun di masyarakat yang menilai Hidayat layak un tuk dicalonkan menjadi pre siden atau wakil presiden.
Sayangnya, pada Pilpres 2009 lalu PKS justru berkoalisi de ngan Demokrat dan me ng usung pasangan SBY-Beodiono se bagai capres dan cawapres. Hidayat gagal untuk diusung partainya menjadi capres ataupun cawapres.
Batal tidak diusung jadi ca pres ataupun cawapres, Hi dayat diminta untuk ikut pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pil gub) DKI Jakarta tahun 2012. Hidayat berpasangan dengan Didik J Rachbini.
Jabatan Hidayat sebagai Ke tua Badan Kerjasama Antar Par lemen (BKSAP) di DPR dicopot seiring kesibukannya ber kampanye untuk Pilgub DKI.
Pasangan Hidayat-Didik tak lolos ke putaran dua. Pasangan ini hanya memperoleh dukung an 11 persen. Pilgub DKI putar an kedua diikut dua pasangan dengan peroleh suara teratas: Joko Widodo-Basuki Tjahaja Pur nama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Kini, Hidayat duduk di posisi Ketua Fraksi PKS yang sebe lumnya dijabat Mustafa Kamal. Mustafa sendiri kini ditunjuk se bagai wakil ketua fraksi men dampingi Hidayat.
Dukung Juniornya Jadi Capres 2014
Hidayat Nurwahid mene gas kan penunjukan dirinya sebagai Ketua Fraksi PKS ada kait annya dengan upaya PKS me ngusung Luthfi Hasan Ishaq sebagai calon presiden di 2014.
Kata Hidayat, hingga saat ini belum diputuskan siapa tokoh yang akan diusung partainya sebagai capres atau cawapres 2014. Sebab, itu harus melalui me kanisme partai yang me libatkan seluruh jajaran pe ngurus di tingkat pusat dan daerah.
“Hanya memang saat ini ada wacana bahwa Pak Luthfi layak untuk diusung sebagai capres dari PKS. Itu pertama kali disampaikan beberapa anggota di DPP dan Majelis Syuro PKS,” jelasnya.
Bekas Ketua MPR ini tidak membantah, peluang Luthfi untuk diusung sebagai capres dari partainya cukup besar. Se bab melihat dari perilaku yang ditunjukkan partai lainnya, posisi ketua umum selalu di kaitkan dengan capres yang akan diusung.
“PDIP, Golkar dan PAN ka lau melihat berita yang ada, jelas kalau mereka akan me ngusung ketua umumnya. De mokrat dan Gerindra sebe lum nya mengusung ketua Dewan Pembina,” kata Hidayat.
Karena itu, lanjutnya, tidak salah bila PKS juga ingin me ngusung Luthfi yang saat ini menduduki posisi Presiden untuk jadi capres.
Menurut dia, PKS bisa me ngusung Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin untuk jadi capres. “(Namun) sudah ber ulang kali, Ustad Hilmi me nolak untuk diusung sebagai ca pres dari PKS. Jadi, kalau Ke tua Dewan Pembina tidak mau, jabatan tertinggi di bawahnya yang memiliki peluang. Siapa dia? Yakni Presiden PKS,” tegas anggota Komisi I DPR ini.
Hidayat sendiri tidak ke be ratan bila nanti PKS me ng usung Luthfi di Pilpres 2014. Ba ginya, Luthfi memiliki me mang memiliki persyaratan untuk diusung sebagai capres.
“Dia masih muda, yakni baru memasuki usia kepala lima. Pendidikannya bagus dan sudah teruji dalam menjalin hubungan di dalam dan luar negeri,” bebernya.
Kendati demikian, Hidayat me negaskan bila penempatan dirinya di posisi ketua fraksi bu kan Karen ada agenda terse lu bung untuk kepentingan Pilpres 2014. “Tidak ada politik dagang sapi. Kita semua bekerja untuk par tai. Terpenting saat ini, kita harus masuk tiga besar di pe milu nasional dan jawara satu di DKI,” tegasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Sumber ; http://www.rmol.co/read/2012/09/25/79313/Jelang-Pemilu,-PKS-Mau-Genjot-Kinerja-Di-DPR-
Peradaban Islam Penyelamat Kemanusiaan
Posted in
Taujihat
|
|
Abu Jundi
Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 15 Rabiul Akhir 1433/09 Maret 2012
Penerjemah:
Abu ANiSA
________
Segala puji hanya milik Allah, Shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang berjalan diatas hidayahnya dan mengikuti jalannya hingga hari pembalasan.. selanjutnya:
Sudah menjadi rahasia umum dan perkara yang sangat jelas di penjuru dunia; Barat dan Timur, bahwa manusia meskipun memiliki ilmu tidak akan mampu bertahan hidup tanpa agama yang bersambung kepada Allah, memberikan frame jalan kehidupannya; sehingga dapat meraih kehidupan sejahtera di dunia, dan selamat dari kesengsaraan di akhiratnya; karena ia merupakan kaidah yang paling kokoh untuk memberikan kebaikan di dunia dan istiqamah pada jalannya, perkara yagn banyak memberikan manfaat dari sisi keter-aturannya dan kebersihannya, karena agama adalah fitrah bagi manusia
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Ar-Ruum:30)
Bahwa agama adalah rahasia kehidupan, inti kehidupan, hilangnya agama berarti hilang jiwa -karena tidak ada dunia bagi siapa yang hidup tidak beragama- jatuh pada kehinaan, terperosok dalam kegelapan diatas kegelapan, dan barangsiapa yang tidak beroleh cahaya dari Allah maka baginya tidak akan meraih cahaya tersebut.
Karena itulah, para pelaku kebaikan sepakat; perlunya kembali kepada agama untuk kehidupan; sehingga manusia mendapatkan bashirah dari segala urusannya, keluar dari kebingungan, mendapatkan nikmatnya ketentraman dan kestabilan hidup.
Sehatnya tubuh akan dapat memberikan manfaat, sehingga ia memiliki kebenaran dalam agama dan akhlaknya
Peradaban Senantiasa Ada dan Hidup
Bahwa peradaban adalah tubuh dan ruh seperti layaknya manusia, tubuhnya terdapat pada prestasi materi dari berbagai pembangunan, industri dan perkakasnya, seluruh perkara yang memberikan tentang kesejahteraan hidup dan kenikmatan hidup di dunia dan perhiasannya, adapun ruhnya adalah kumpulan dari aqidah, konsep, nilai-nilai dan etika yang menyatu dalam perilaku individu dan kelompok dan hubungan mereka dengan yang lainnya, serta orientasi mereka terhadap agama dan kehidupan, dunia dan manusia, individu dan kelompok.
Sejak abad yang lalu telah berdiri berbagai peradaban materi yang tidak memiliki ruh sehingga menyengsarakan manusia, menderita dengan berbagai kegelisahan dan kegamangangan dari berbagai sisi, telah berlalu berbagai kehancuran dan kematian di berbagai tempat, kehancuran tanaman dan keturunan, kegagalan dan kematian dari sejak awalnya, bahkan banyak negara-negara yang runtuh dibawah bimbingannya, dan kita pasti yakin bahwa kehancuran dan keruntuhan peradaban materi yang dibangun tidak berdasarkan agama (aqidah dan akhlak) bahkan tidak cukup dengan itu saja, justru memeranginya, aktif melakukan pemangkasan dan pembatasan di pusat-pusat peribadatan.. bahkan menolak adanya masjid dan tempat-tempat ibadah
Sebagaimana pada abad kita saat ini telah mengalami kemajuan materi dan ilmu, tumbuh berbagai aspek materi sehingga mampu mencapai ke bulan, melintasi bola dunia dalam waktu yang singkat, umat manusia mampu mendapatkan kemudahan dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan mereka, mengikuti syahwat dan meletakkan dihadapannya berbagai sarana kemegahan dan kenikmatan.
Ilmu telah mengalami kemajuan, kesenian, pemikiran, harta berlimpah, dunia begitu gemerlap, sehingga duniapun penuh dengan hiasan dan pernik-pernik keindahan, dan manusia begitu terbuai dengan keindahan dan kenikmatannya; namun apakah mereka merasakan kebahagiaan? apakah mereka benar-benar mendapatkan ketentraman atau ketenangan pada jiwa-jiwa mereka?
Kenapa harus menyelesaikan kesengsaraan di dunia ini?
Realita sekarang berbicara bahwa tidak ada kebahagiaan dan ketenangan yang telah terwujudkan; karena peradaban materi telah memberikan tubuh manusia bentuk kenyamanan, namun tidak memberikan kenyamanan pada jiwa, memberikan kesejahteraan pada sisi materi namun tidak memberikan ketenangan pada sisi ruhani, memberikan berbagai macam sarana dan prasarana, namun tidak memberikan maksud dan tujuannya; sehingga hidup penuh kamuflase, namun tidak memiliki arah.
Sebagaimana kemajuan ilmu tentang materi memberikan bekal kepada manusia memiliki peralatan dan senjata, menjadikannya sebagai kekuatan dan kekuasaan yang dapat mendorongnya melakukan kezhaliman dan penindasan, penjajahan dan penguasaan atas kepemilikan orang lain, menekan kehendak atas orang lain, melarang orang menjadi pengelola atas bumi miliknya sendiri, atau kemerdekaan dalam memutuskan kehendak, dan yang terjadi di Amerika merupakan bukti yang sangat jelas.. bukti yang sangat gamblang yang tidak perlu kita jelaskan dan rincikan lagi.
Dan diantara hambatan terbesar kebangkitan suatu umat adalah karena mereka menjadi mangsa yang menarik internasional seperti yang dilakukan oleh negara besar; untuk mencapai tujuan kolonial mereka, dan mungkin apa yang kita saksikan dunia di masa Perang Dingin antara Timur dan Barat yang telah menghabiskan miliaran dolar untuk persenjataan dan mempersenjatai musuh, dan apa yang kita saksikan sekarang merupakan salah satu dimensi yang menegaskan akan gentingnya kondisi tersebut; bahwa negara-negara besar berusaha untuk kepentingan mereka saja, dan tidak mementingkan bangsa-bangsa dan sumber daya mereka; karena mereka berhadapan dengan prinsip kepentingan kita sejak awal hingga akhir, bahkan walaupun harus ditempuh dengan sungai darah, atau gunung-gunung mayat.
Boleh jadi apa yang kita lihat sekarang ini merupakan salah satu dari kekuatan internasional, dan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia), penistaan dan pelanggaran dalam menggunakan hukum internasional untuk mengeluarkan keputusan dan hukum yang melayani negara-negara besar, dan penggunaan berlebihan “hak veto” di Dewan Keamanan; untuk melindungi kepentingan mereka dan kepentingan pengikutnya menegaskan hal tersebut; karena itu jalan menuju kebangkitan yang hakiki adalah dengan kita harus melepaskan diri dari pembatasan polarisasi ini, menghilangkan diri ketergantungan dengan negara apapun, dan tunduk pada rakyat dan mengandalkan kekuatan dan sumber dayanya, tidak bergantung terlalu banyak pada kekuatan eksternal untuk bangunan kebangkitan .. karena tidak mampu membangun sebuah kebangkitan umat kecuali dengan saling bergandengan, ada pencerahan, usaha dan keringat anak bangsa itu sendiri.. adapun yang mengandalkan orang lain, maka ia tertipu dalam fatamorgana dan ilusi besar yang tidak mampu kembali kecuali menderita kerugian dan penyesalan.
Pilar-pilar peradaban Islam
(1) Rabbaniyah: Bahwa asas yang meliputi ajaran Islam adalah mengenalkan manusia pada Tuhan mereka, menyandarkan diri pada limpahan hubungan spiritual yang mulia, melampaui diri dari kekakuan materi yang buta dan keingkarannya menuju kebersihan insani pada akhlak yang mulia dan indah
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Al-Baqarah:21)
Dan sebenarnya ini adalah kunci pertama untuk memecahkan masalah kemanusiaan yang dikungkung oleh kejumudan dan materi di wajah semua manusia, tetapi mereka tidak bisa menemukan jalan solusinya, dan tanpa kunci ini tidak akan memberikan solusi dan mewujudkan reformasi.
(2) Ukhuwah Islamiyah: Bahwa Islam adalah risalah universal yang datang untuk kebaikan bangsa dan umat semuanya, tidak ada perbedaan antara Arab atau Ajami, Timur atau Barat:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”. (Al-Furqan:1)
Oleh karena itu, Islam menyerukan penghapusan perbedaan kebangsaan dan rasisme, dan memproklamirkan persaudaraan manusia, dan menaikkan bendera Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (An-Nisa:1)
Nabi saw bersabda:
إن الله قد أذهب عنكم عبية الجاهلية، وتعظمها بالآباء والأجداد، الناس لآدم وآدم من تراب، لا فضل لعربي على عجمي ولا لأسود على أحمر إلا بالتقوى
“Sesungguhnya Allah menghilangkan kekerdilan jahiliyah, kebanggaan dan mengagungkan nenek moyang, bahwa manusia seluruhnya dari nabi Adam dan Adam berasal dari tanah, tidak ada yang utama bagi orang arab atas ajam dan bagi warna kulit hitam atas warna coklak kecuali taqwa”.
Para pemimpin dunia telah memberi kabar gembira sisi kemanusiaan secara global, dan meneriakkan di dunia bahwa satu-satunya kebahagiaan yang mendominasi ketentraman, keadilan, kebebasan dan keharmonisan, apakah mereka telah mencapai sesuatu dari itu semua? .. Apakah PBB mampu menyelesaikan hak warga negara dari satu negara di Afrika Selatan, atau membawa Amerika untuk meninggalkan diskriminasi rasial yang penuh kebencian? tidak ada satupun dari semua ini, dan semua ini tidak akan terwujud kecuali kebersihan diri melalui tetesan wahyu yang murni dan suci, dan mereguk air dari iman yang murni, dan ketulusan Islam sebagai agama persaudaraan dan persatuan, kemanusiaan dan perdamaian.
(3) Keadilan yang Menyeluruh: Keadilan adalah dasar dari aturan yang sangat vital dan utama dari sistem politik dalam Islam, karena itu mengaplikasikannya adalah niscaya untuk menegakkan kebenaran dan stabilitas keamanan, menyeru pada kesatuan dan kasih sayang, membangkitkan ketaatan, dan dengannya memakmurkan, menumbuhkan pendapatan, dan memperbanyak keturunan, mengamankan posisi kekuasaan. El-Marzaban pernah berkata kepada Umar pada saat beliau memperhatikannya tidur dengan alas sederhana:
حكمت فعدلت فأمنت فنمت
“Engkau telah menegakkan hukum secara adil, engkau membuat rasa aman lalu bisa tertidur pulas”.
Dan keadilan dalam peradaban Islam akan selalu ada di tengah anggota masyarakat, pemerintah dan rakyat, kaya dan miskin, Muslim dan non-Muslim, bahkan terhadap musuh sekalipun:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Maidah:8)
Sungguh indah ungkapan sastrawan: Sastra itu ada dua bagian: Sastra hukum dan sastra politik; sastra hukum dalam rangka menunaikan kewajiban, adapun sastra politik adalah dalam rangka memakmurkan Bumi, keduanya merujuk pada keadilan menuju stabilitas kekuasaan, dan kemakmuran negeri-negeri; karena barangsiapa yang meninggalkan kewajiban maka telah menganiaya dirinya sendiri, dan baransiapa yang menghancurkan bumi maka telah menganiaya orang lain.
(4) Kesetaraan: Kesetaraan umum adalah syiar Islam dalam hak dan kewajiban, karena manusia secara keseluruhan adalah makhluk yang mulia dari semua jenis; ras, warna dan keyakinan mereka:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Al-Isra:70)
Islam tidak memberikan perbedaan istilah antara pemimpin dan yang dipimpin, pemilik kedudukan dengan yang tidak memiliki kedudukan.. Abu Muslim pernah masuk ke rumah mu’awiyah lalu berkata:
“Seluruh makhluk dihadapan Allah adalah sama, tidak memberikan kelebihan satu ras dengan mengorbankan ras lain, dan kelas dengan mengorbankan kelas lainnya .. seluruhnya adalah hamba dan sumber syariatnya adalah satu, tidak berubah seiring dengan waktu dan perbedaan umat”
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agam dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. (As-Syura:13)
(5) Rahmat: Islam adalah agama rahmat dan Nabi Islam dikirim oleh Allah membawa rahmat untuk semesta alam. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Al-Anbiya:107)
Nabi saw bersabda:
إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
“Sesungguhnya aku diutus membawa rahmat dan petunjuk”
Sungguh terbuka pintu surga untuk seorang pria yang memberi anjing yang terengah-engah dan menggigit tanah karena kehausan, dan membuka pintu-pintu neraka bagi wanita yang mengurung kucing dan bersikap kasar kepadanya.
Disebut dengan Fustat “Mesir kuno” seperti itu; karena perkemahan Amr bin Al-Aas saat menaklukkan Mesir membiarkan sarang merpati di atas mereka untuk tetap hidup, ‘Amr tidak ingin mengusik dan merusaknya, namun membiarkannya dan mengiringi kemakmuran lingkungan sekitarnya, maka disebutlah dengan kota Fustat, hal tersebut tidak lain kecuali karena pengaruh dari rahmat yang ditebarkan oleh Islam di hati-hati orang beriman.
(6) Syura: Syura merupakan salah satu kaidah syariat, dan Allah telah memuji dan memberikan apresiasi kepada orang-orang beriman melalui firman-Nya:
وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka”. (As-Syura:38)
Dan memerintahkan kepada Nabi saw;
وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ
“Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”. (Al-Imran: 159).
Dan Islam saat mendorong dan memotivasi Syura dan memerintahkannya dengan meletakkan dasar-dasarnya, dan tidak menentang tata cara Syura dan mekanismenya; karena yang demikian itu bertentangan dengan waktu, tempat dan kondisi sosial, apa yang cocok menurut Islam bisa jadi tidak cocok oleh karena meluasnya pertumbuhan, dan juga yang dicapai oleh ilmu pengetahuan manusia dan peradaban.
Dalam aturan ini umat Islam dapat membentuk dewan perwakilan sebagai pendamping pemimpin, atau melakukan cara lain untuk memahami pendapat suatu kelompok, dan dalam kapasitas dan kebebasan ini niscaya akan memberikan kebaikan, dan kebaikan Islam akan senantiasa cocok dan pas di setiap waktu dan tempat bagi semua orang.
(7) Stabilitas: Bahwa syariat manusia akan senantiasa berubah dan berganti… sementara syariat Islam adalah tetap dan stabil; karena syariat Islam berasal dari Allah dan Dia Maha Tahu terhadap makhluk-Nya dan yang dapat memberikan kemaslahatan dan kemudharatan untuk mereka
أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Al-Mulk:14)
Sebagaimana bahwa Ilmu Allah luas segala sesuatu, oleh karena itu syariat-Nya adalah sempurna dan paripurna.
Adapun yang dibuat oleh manusia (undang-undang konvensional) adalah syariat yang senantiasa berubah dan berganti… hal tersebut dikarenakan berkurangnya ilmu dan dominasi hawa nafsu atasnya; hal tersebut dapat anda lihat terhadap undang-undang yang dibuat oleh setiap kelompok (bangsa); memberikan fasilitas kepada anak bangsa, menjadikannya diatas semua golongan, namun seringkali mengorbankan ribuan bangsa lain demi mementingkan anak bangsanya, dapat anda lihat apa yang dilakukan oleh Amerika terhadap warga (bangsa) Afghanistan, yang mereka lakukan terhadap Iraq, terhadap negara Somalia, terhadap negara Yaman, dan Palestina yang menjadi permasalahan yang sangat penting dalam membuka kedok (cela) di tengah permasalahan kemanusiaan, aib dalam sejarah manusia, meninggalkan kepenatan atas semua pihak yang mendukung atau memberikan bantuan dalam mendirikan entitas Zionis di negeri Palestina, mengusir pemukimnya, setelah mereka melakukan pembantaian, penyiksaan, pemenjaraan dan hingga hari ini mereka terus melakukannya.
(8) keseimbangan antara kepentingan umum dan kepentingan pribadi, dan dengan menjaga kepentingan umum atas kepentingan individu; Oleh karena itu, Islam bekerja pada perumusan individu dan kelompok atas dasar keseimbangan yang detil dan kerjasama yang erat. Allah SWT berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Al-Maidah : 2).
(9) Perdamaian: Islam adalah agama damai, Imam Syahid Hasan Al-Banna -semoga Allah mengasihinya berkata: “Islam adalah syariat perdamaian, dan agama marhamah (kasih sayang) tanpa ada keraguan, tidak ada yang menentangnya kecuali orang yang jahil terhadap hukum-hukumnya, atau benci terhadap sistemnya, atau sombong tidak yakin dengan bukti yang nyata, tidak mau menerima bukti. Bahwa nama Islam berasal dari kata As-Salam (damai), dan orang-orang beriman terhadap agama ini disebut Muslim:
مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ
“(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim “. (Al-Hajj: 78),
dan hakikat agama dan inti Islam adalah penyerahan diri Tuhan semesta alam semata:
وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam”. (Al-An’am:71)
Dan tahiyah (sapaan) orang-orang Islam adalah As-salam (perdamaian), dan penutupan shalat mereka adalah As-salam (perdamaian) seakan mereka memulai dihadapan penghuni dunia dari semua aspek dengan as-salam (perdamaian) setelah mereka berpisah dengan saat-saat penting mereka tinggalkan dengan bermunajat kepada Allah Raja penjuru alam.”
Wahai umat manusia sekalian
Inilah agama kita, dan inilah iman kita, inilah peradaban kita, dan inilah beberapa kaidah yang mampu menegakkan keadilan, menebarkan kesetaraan dan kasih sayang, memberikan jaminan yang berlindung kepadanya dengan rasa dan tentram diatas aqidahnya, jiwanya, kekayaannya dan kehormatannya .. dan kami ingin bertanya kepada seluruh manusia:
Bukankah telah tiba saatnya kalian memahami keagungan peradaban Islam yang membawa kebahagiaan bagi siapa yang hidup dibawah naungannya? diiringi dengan memelihara aqidah dan syariat bagi para pemilik risalah samawiyah.
Bukankah telah tiba saatnya bagi siapa yang memiliki akal untuk menyadari bahwa peradaban kami (Islam) adalah cayaha Allah yang mampu menyinari hati, sehingga dapat memberikan ketentraman dan kebahagiaan?
Bukankah telah tiba saatnya kalian semua mengetahui dan menyadari kebenaran yang nyata ini, menerimanya secara total setelah berbagai usaha untuk menutupinya dan dihalang-halangi oleh berbagai pihak namun gagal?
Wahai umat Islam ..
Wahai umat manusia seluruhnya…
Peradaban Islam muncul untuk menerangi alam semesta, sehingga dengannya memberikan manfaat bagi setiap manusia, sebagaimana cahaya matahari yang selalu bersinar di istana, pondok, pegunungan dan jurang .. Matahari dan peradaban kita adalah sama yang mana manusia tidak mampu berdiri hidup tanpa keduanya.
Dan ketahuilah bahwa kematian peradaban materialis, kenyataan yang pasti akan terjadi tak diragukan lagi, dan munculnya peradaban Islam tampak jelas di cakrawala, dan matahari Islam sejak menyinari dunia, tidak akan hilang cahayanya, yang boleh tertutupi oleh sebagian awan, namun akan segera berlalu dan bersih, sinarnya menembus di jagad dunia, menghembuskan kehidupan yang real:
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُون
“Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan”. (Al-An’am:122)
Ya, demikianlah iman yang memancarkan kehidupan yang bahagia dan ketentraman, menenangkan hati yang gundah, penuh dengan ketenangan dan mewujudkan keamanan dan keselamatan, .. tampak kabar gembira di cakrawala, harapan yang lebih banyak, dan mereka berkata: Kapan itu terjadi? Katakanlah Mungkin segera terwujud, dan yang demikian itu, bagi Allah Maha Perkasa.
Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw.
Allah Akbar dan segala puji hanya milik Allah.
Cairo, 15 Rabiul Akhir 1433 H/ 8 Maret 2012
Sumber : http://al-ikhwan.net/risalah-mursyid/peradaban-islam-adalah-penyelamat-kemanusiaan
Urgensi Tarbiyah Dzatiyah
Posted in
Taujihat
|
9/15/2012|
Admin
Tarbiyah Dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan) yang diberikan oleh seorang muslim atau muslimah kepada dirinya sendiri untuk membentuk kepribadian Islami yang sempurna dalam segala aspeknya, baik ruhiyah, fikriyah, maupun jasadiyah. Dengan demikian, secara singkat tarbiyah dzatiyah bisa diartikan sebagai tarbiyah mandiri.
Urgensi Tarbiyah Dzatiyah
Setidaknya ada 8 Urgensi tarbiyah dzatiyah pada zaman sekarang ini: (1) Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain, (2) Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda?, (3) Hisab kelak bersifat individual, (4) Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu menghasilkan perubahan, (5) Tarbiyah dzatiyah adalah saran tsabat dan istiqamah, (6) Sarana dakwah yang paling kuat, (7) Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada, dan (8) Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah.
1. Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain
Tarbiyah seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dar i siksa Allah ta'ala dan neraka-Nya. Tidak diragukan lagi, menjaga diri sendiri mesti lebih diutamakan daripada menjaga orang lain. Ini sama persis dengan apa yang dikerjakan seseorang jika kebakaran terjadi di rumahnya –semoga itu tidak terjadi-, atau di rumah orang lain, maka yang pertama kali ia pikirkan ialah menyelamatkan rumahnya dulu. Hakikat ini ditegaskan Allah ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim : 6)
Arti menjaga diri dari neraka, seperti dikatakan Ibnu Sa'di rahimahullah, ialah dengan mewajibkan diri mengerjakan perintah Allah ta'ala, menjauhi larangan-Nya, bertaubat dari apa saja yang dimurkai-Nya dan mendatangkan siksa. Inilah makna tarbiyah dzatiyah dan salah satu tujuannya.
2. Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda?
Siapa yang mentarbiyah seseorang saat ia berusia lima belas tahun, dua puluh tahun, tiga puluh tahun, atau lebih? Jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, siapa yang mentarbiyahnya? Atau jika tidak ada pihak lain yang mempengaruhinya? Sebab, kedua orang tuanya secara khusus, atau manusia secara umum berkeyakinan ia telah dewasa, lebih tahu apa yang lebih mendatangkan maslahat bagi dirinya, atau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga tidak punya waktu untuk mengurusnya.
Walhasil, jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal mengetahui titik lemah dirinya dan ketidakberesannya. Akibatnya, ia rugi saat kematian menjemput. Allah ta'ala berfriman,
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ
(Ingatlah) hari Allah mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan (QS. At-Taghabun : 9)
3. Hisab kelak bersifat individual
Hisab pada hari kiamat oleh Allah ta'ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat individual, bukan bersifat kolektif. Artinya, setiap orang kelak dimintai pertanggungjawaban tentang diri atau buruknya, kendati ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan dan penyimpangannya. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama dirinya. Allah ta'ala berfirman,
وَكُلُّهُمْ آَتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri (QS. Maryam : 95)
Allah ta'ala berfirman,
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا * اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Dan setiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya di lehernya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (QS. Al-Isra' : 13-14)
Disebutkan di hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ ، لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ
Setiap orang dari kalian pasti diajak bicara Tuhannya, tanpa penerjemah antara dirinya dengan-Nya (Muttafaq alaih)
Karena itu, barangsiapa mentarbiyah dirinya, insya Allah hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa, dengan rahmat Allah ta'ala.
4. Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu menghasilkan perubahan
Setiap orang pasti memiliki aib, kekurangan, atau melakukan kelalaian dan maksiat, baik maksiat kecil atau dosa. Jika masalahnya seperti itu, ia perlu memperbaiki seluruh susu negatif dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan, seseorang tidak dapat meluruskan kesalahan-kesalahannya atau memperbaiki aib-aibnya dengan sempurna dan permanen jika ia tidak melakukan upaya perbaikan dengan tarbiyah dzatiyah.
Ini karena ia lebih tahu diri sendiri dan rahasianya. Ia lebih tahu kekurangannya dan aib-aibnya sendiri. Jika ia menginginkan pembinaan dirinya, ia juga lebih mampu mengendalikan dirinya menuju manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat.
5. Tarbiyah dzatiyah adalah saran tsabat dan istiqamah
Setelah bimbingan Allah ta'ala, tarbiyah dzatiyah adalah sarana pertama yang membuat muslim mampu tsabat (tegar) di atas jalan iman danpetunjuk, hingga akhir kehidupannya. Tarbiyah dzatiyah juga garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu, yang menyerang kaum muslimin dewasa ini dan membujuknya dengan deras untuk menyimpang, gugur (dari jalan dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, dan putus asa dengan realitas masa kini.
Di sapek ini, perumpamaan tarbiyah dzatiyah seperti pohon, yang jika akar-akarnya menancap kuat di bumi, amak pohon tersebut tetap kokoh, kendati diterpa angin dan badai.
6. Sarana dakwah yang paling kuat
Esensinya, setiap muslim dan muslimah adalah dai ke jalan Allah ta'ala. Ia memperbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih, dan mentarbiyah. Agar ia diterima manusia, baik sanak kerabatnya atau orang yang jauh darinya, dan punya kekuatan melakukan perbaikan dan perubahan di kehidupan mereka, ia perlu bekal kuat. Dan, cara efektif untuk mendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah ia menjadi qudwah yang baik dan teladan yang istimewa dalam aspek iman, ilmu, dan akhlak. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh sekian khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh tarbiyah dzatiyah yang benar.
7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada
Adakah diantara kaum muslimin yang tidak merasa prihatin dengan kondisi yang ada pada umat Islam, di berbagai aspek di kehidupan mereka, baik aspek keagamaan, ekonomi, politik, pers, sosial, atau aspek-aspek lainnya? Jawabnya, tentu tidak ada.
Tapi bagaimana kiat memperbaiki realitas pahit yang dialami umat kita sekarang? Apa langkah efektif untuk melakukan perbaikan? Dengan ringkas, langkah tersebut dimulai dengan tarbiyah dzatiyah, yang dilakukan setiap orang dengan dirinya, dengan maksimal, syamil, dan seimbang. Sebab, jika setiap individu baik, baik pula keluarga, biidznillah. Lalu, dengan sendirinya, masyarakat menjadi baik. Begitulah, pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit.
8. Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah
Urgensi tarbiyah dzatiyah lainnya mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan selalu ada pada kaum muslimin di setiap waktu, kondisi, dan tempat. Ini berbeda dengan tarbiyah ammah yang punya waktu-waktu tertentu, atau tempat-tempat khusus. [Sumber: Tarbiyah Dzatiyah karya Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan]
1. Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain
Tarbiyah seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dar i siksa Allah ta'ala dan neraka-Nya. Tidak diragukan lagi, menjaga diri sendiri mesti lebih diutamakan daripada menjaga orang lain. Ini sama persis dengan apa yang dikerjakan seseorang jika kebakaran terjadi di rumahnya –semoga itu tidak terjadi-, atau di rumah orang lain, maka yang pertama kali ia pikirkan ialah menyelamatkan rumahnya dulu. Hakikat ini ditegaskan Allah ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim : 6)
Arti menjaga diri dari neraka, seperti dikatakan Ibnu Sa'di rahimahullah, ialah dengan mewajibkan diri mengerjakan perintah Allah ta'ala, menjauhi larangan-Nya, bertaubat dari apa saja yang dimurkai-Nya dan mendatangkan siksa. Inilah makna tarbiyah dzatiyah dan salah satu tujuannya.
2. Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda?
Siapa yang mentarbiyah seseorang saat ia berusia lima belas tahun, dua puluh tahun, tiga puluh tahun, atau lebih? Jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, siapa yang mentarbiyahnya? Atau jika tidak ada pihak lain yang mempengaruhinya? Sebab, kedua orang tuanya secara khusus, atau manusia secara umum berkeyakinan ia telah dewasa, lebih tahu apa yang lebih mendatangkan maslahat bagi dirinya, atau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga tidak punya waktu untuk mengurusnya.
Walhasil, jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal mengetahui titik lemah dirinya dan ketidakberesannya. Akibatnya, ia rugi saat kematian menjemput. Allah ta'ala berfriman,
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ
(Ingatlah) hari Allah mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan (QS. At-Taghabun : 9)
3. Hisab kelak bersifat individual
Hisab pada hari kiamat oleh Allah ta'ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat individual, bukan bersifat kolektif. Artinya, setiap orang kelak dimintai pertanggungjawaban tentang diri atau buruknya, kendati ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan dan penyimpangannya. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama dirinya. Allah ta'ala berfirman,
وَكُلُّهُمْ آَتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri (QS. Maryam : 95)
Allah ta'ala berfirman,
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا * اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Dan setiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya di lehernya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (QS. Al-Isra' : 13-14)
Disebutkan di hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ ، لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ
Setiap orang dari kalian pasti diajak bicara Tuhannya, tanpa penerjemah antara dirinya dengan-Nya (Muttafaq alaih)
Karena itu, barangsiapa mentarbiyah dirinya, insya Allah hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa, dengan rahmat Allah ta'ala.
4. Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu menghasilkan perubahan
Setiap orang pasti memiliki aib, kekurangan, atau melakukan kelalaian dan maksiat, baik maksiat kecil atau dosa. Jika masalahnya seperti itu, ia perlu memperbaiki seluruh susu negatif dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan, seseorang tidak dapat meluruskan kesalahan-kesalahannya atau memperbaiki aib-aibnya dengan sempurna dan permanen jika ia tidak melakukan upaya perbaikan dengan tarbiyah dzatiyah.
Ini karena ia lebih tahu diri sendiri dan rahasianya. Ia lebih tahu kekurangannya dan aib-aibnya sendiri. Jika ia menginginkan pembinaan dirinya, ia juga lebih mampu mengendalikan dirinya menuju manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat.
5. Tarbiyah dzatiyah adalah saran tsabat dan istiqamah
Setelah bimbingan Allah ta'ala, tarbiyah dzatiyah adalah sarana pertama yang membuat muslim mampu tsabat (tegar) di atas jalan iman danpetunjuk, hingga akhir kehidupannya. Tarbiyah dzatiyah juga garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu, yang menyerang kaum muslimin dewasa ini dan membujuknya dengan deras untuk menyimpang, gugur (dari jalan dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, dan putus asa dengan realitas masa kini.
Di sapek ini, perumpamaan tarbiyah dzatiyah seperti pohon, yang jika akar-akarnya menancap kuat di bumi, amak pohon tersebut tetap kokoh, kendati diterpa angin dan badai.
6. Sarana dakwah yang paling kuat
Esensinya, setiap muslim dan muslimah adalah dai ke jalan Allah ta'ala. Ia memperbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih, dan mentarbiyah. Agar ia diterima manusia, baik sanak kerabatnya atau orang yang jauh darinya, dan punya kekuatan melakukan perbaikan dan perubahan di kehidupan mereka, ia perlu bekal kuat. Dan, cara efektif untuk mendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah ia menjadi qudwah yang baik dan teladan yang istimewa dalam aspek iman, ilmu, dan akhlak. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh sekian khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh tarbiyah dzatiyah yang benar.
7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada
Adakah diantara kaum muslimin yang tidak merasa prihatin dengan kondisi yang ada pada umat Islam, di berbagai aspek di kehidupan mereka, baik aspek keagamaan, ekonomi, politik, pers, sosial, atau aspek-aspek lainnya? Jawabnya, tentu tidak ada.
Tapi bagaimana kiat memperbaiki realitas pahit yang dialami umat kita sekarang? Apa langkah efektif untuk melakukan perbaikan? Dengan ringkas, langkah tersebut dimulai dengan tarbiyah dzatiyah, yang dilakukan setiap orang dengan dirinya, dengan maksimal, syamil, dan seimbang. Sebab, jika setiap individu baik, baik pula keluarga, biidznillah. Lalu, dengan sendirinya, masyarakat menjadi baik. Begitulah, pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit.
8. Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah
Urgensi tarbiyah dzatiyah lainnya mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan selalu ada pada kaum muslimin di setiap waktu, kondisi, dan tempat. Ini berbeda dengan tarbiyah ammah yang punya waktu-waktu tertentu, atau tempat-tempat khusus. [Sumber: Tarbiyah Dzatiyah karya Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan]
Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2010/06/urgensi-tarbiyah-dzatiyah.html
Wali Kota Termuda di Dunia Semangati Remaja Indonesia
Posted in
Berita
|
|
Admin
Wali kota termuda di dunia, Bashaer Othman, berkunjung ke Indonesia. Kehadiran remaja muslimah dari Palestina itu menjadi perhatian tersendiri di gedung parlemen, Jakarta, Kamis (13/9). Pasalnya, di usianya yang baru 15 tahun ia sudah menjadi wali kota di kota Allar, Tepi Barat Palestina.
Didampingi duta besar Palestina untuk RI Faris Mehdawi, Bashaer menemui Ketua DPD Irman Gusman. Kehadiran Bashaer di Indonesia adalah untuk memberikan semangat kepada remaja Indonesia agar lebih peduli pada kepentingan bangsa.
“Selama ini anak muda terkesan hanya bisa apatis dan cenderung mencemooh,” kata Bashaer yang telah diterjemahkan oleh Ketua World Peace Movement Sofia Koswara.
Menurut Bashaer, semangat itu penting demi memacu generasi muda agar berkontribusi untuk kepentingan bangsa. Kontribusi itu tidak harus seperti apa yang dilakukannya saat ini, tetapi ia bisa dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara.
Bashaer juga menyemangati para remaja Indonesia bahwa kesungguhan mereka tak akan sia-sia. Cita-cita mereka bisa menjadi nyata, asalkan sungguh-sungguh mencapainya.
“Sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh pasti tercapai,” tegas Bashaer.
Ketua DPD Irman Gusman memberikan apresiasi positif atas kunjungan Bashaer. Irman berharap Bashaer bisa menjadi inspirasi bagi remaja Indonesia. “Dia sosok yang menginspirasi agar generasi muda lebih peduli pada kepentingan bangsa,” ujar Irman.
Bashaer menjadi wali kota Allar selama dua bulan, sejak 2 Juli hingga 2 September 2012. Mulanya, Bashaer menantang wali kota Sufian Shadid untuk memberinya kesempatan menjadi pemimpin daerah selama sepekan. Sufian mendengar tantangan Bashaer. Ia bahkan memberinya kesempatan selama dua bulan untuk menjadi wali kota, dengan supervise langsung dari Sufian.
Selain Bashaer, sejumlah remaja Palestina lainnya juga menjalani program yang sama. Saat ini pemerintah Palestina tengah gencar memberdayakan generasi muda untuk kepentingan bangsa.
Didampingi duta besar Palestina untuk RI Faris Mehdawi, Bashaer menemui Ketua DPD Irman Gusman. Kehadiran Bashaer di Indonesia adalah untuk memberikan semangat kepada remaja Indonesia agar lebih peduli pada kepentingan bangsa.
“Selama ini anak muda terkesan hanya bisa apatis dan cenderung mencemooh,” kata Bashaer yang telah diterjemahkan oleh Ketua World Peace Movement Sofia Koswara.
Menurut Bashaer, semangat itu penting demi memacu generasi muda agar berkontribusi untuk kepentingan bangsa. Kontribusi itu tidak harus seperti apa yang dilakukannya saat ini, tetapi ia bisa dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara.
Bashaer juga menyemangati para remaja Indonesia bahwa kesungguhan mereka tak akan sia-sia. Cita-cita mereka bisa menjadi nyata, asalkan sungguh-sungguh mencapainya.
“Sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh pasti tercapai,” tegas Bashaer.
Ketua DPD Irman Gusman memberikan apresiasi positif atas kunjungan Bashaer. Irman berharap Bashaer bisa menjadi inspirasi bagi remaja Indonesia. “Dia sosok yang menginspirasi agar generasi muda lebih peduli pada kepentingan bangsa,” ujar Irman.
Bashaer menjadi wali kota Allar selama dua bulan, sejak 2 Juli hingga 2 September 2012. Mulanya, Bashaer menantang wali kota Sufian Shadid untuk memberinya kesempatan menjadi pemimpin daerah selama sepekan. Sufian mendengar tantangan Bashaer. Ia bahkan memberinya kesempatan selama dua bulan untuk menjadi wali kota, dengan supervise langsung dari Sufian.
Selain Bashaer, sejumlah remaja Palestina lainnya juga menjalani program yang sama. Saat ini pemerintah Palestina tengah gencar memberdayakan generasi muda untuk kepentingan bangsa.
Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2012/09/wali-kota-termuda-di-dunia-semangati.html
Mengapa Kami Mencintai Halaqah?
Posted in
Artikel
|
|
Admin
Bismillah … Halaqah seringkali di sebut Liqa’ ataupun kelompok terkecil dalam berjamaah. Di dalam kelompok masyarakat kelompok terkecil ialah keluarga, maka di dalam berjamaah, halaqah inilah keluarganya.Mengapa berjamaah?
Ada kalanya keputusan hidup kita jamaah yang menentukan. Hidup tanpa dakwah tak ada arti karena kita hanya menyolehkan diri pribadi (diri sendiri). Boleh dikatakan, hidup yang egois hanya mementingkan kepentingan sendiri. Seperti yang kita ketahui selama ini, hidayah itu tidak akan datang sendiri, ataupun langsung datang “plok” dari langit dan tiba-tiba kita berubah menjadi lebih baik. Tetapi harus melalui perantara orang lain. Berbanggalah menjadi orang-orang pengantar hidayah.
1. Karena berjamaah merupakan kewajiban seorang muslim
Kita bisa buka Qs An-Nisa : 1, Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Ali Imran: 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Qs Al-Maidah ayat 2, “………….., Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. …..”
“Tidak halal darah seorang muslim kecuali dengan tiga hal:……, ……., dan orang yang keluar dari Agama dan meninggalkan jamaah” (di keluarkan oleh Bukhari, 6/9; dan Muslim, 3/1303).
Jamaah yang di maksud ialah jamaah Islamiyah yang mempersatukan seluruh kaum Muslimin, sehingga tidak ada kaum yang berpecah dan bergolong-golongan. Inti dari ayat dan hadits di atas ialah agar kita berjamaah dan bersatu. Allah dan Rasul-Nya tidak menyukai jika kita hidup menyendiri.
2. Karena berjamaah merupakan sarana terbaik untuk menjauhkan dari syethan.
Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat Muhammad dalam kesesatan, karena bagi siapa yang keluar dari Jamaah maka neraka tantangannya. Jika kita sendirian, tentu pikiran-pikiran kotor sering terlintas (mau coba? Coba saja kalau kita hidup 1 bulan dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana rasanya?). Tetapi, jika berjamaah kita menjadi kuat. Tentunya dari berjamaah pula begitu banyak kita dapatkan setruman-setruman dan target-target besar yang mampu di kerjakan secara bersama-sama.
3. Karena jamaah itu jalan cepat menuju surga.
Jika kita hidup menyendiri, amalan-amalan yang kita lakukan juga mendapat pahala sendiri. Masih ingat tentang amalan shalat berjamaah? Berapa kali lipat besar pahalanya, di bandingkan dengan amalan shalat sendirian? Nah, sama juga dengan amalan jama’i. Dalam berjamaah, kita saling mengenal antar sesama Muslim/ah, dan tentunya suasana kehidupan kita berbeda-beda. Di jamaah-lah kita berkesempatan berbuat baik kepada saudara dan sesama Muslim lainnya. Kita juga saling mengingatkan, dsb.
Mengapa kami mencintai halaqah?
Tentu pertanyaan ini muncul kepada kader-kader yang masih awam dan tergolong baru dalam kancah dakwah. Karena, dalam dunia dakwah membutuhkan sarana tarbiyah diri yang salah satu cabangnya merupakan halaqah. Kami butuh hidayah dan semangat ruhiyah dari kawan-kawan se-lingkaran ataupun dari motivasi murabbi/ah. Seringkali kami mendengar tentang “mensholehkan orang lain”. Hal itu dapat terwujud jika kami hidup berjamaah (Oia, jamaah di sini bukan jamaah dari sekelompok kaum muslimin). Kader dakwah mempunyai ketulusan hati tanpa kepura-puraan.
Kami masih ingat keadaan di awal sebelum halaqah. Di mana di masa itu, kami hanya memikirkan nasib masa depan kami. Jarang- dan bahkan tidak pernah terlintas sedikit pun kami memikirkan nasib saudara-saudara kami. Dalam tulisan di buku impian kami, hanya tergores impian-impian memajukan nasib pribadi dan keluarga terdekat dan orientasinya lebih besar tentang kesuksesan dunia (jadi pengusaha sukses, selama kuliah dapat IPK tinggi dan tamat cum laude, orang terkaya di wilayah/kampung, s2 dan s3 di luar negri… sekitar-sekitar itu). Apakah engkau juga merasakan apa yang kami rasakan?
Namun, ketika dalam dekapan halaqah? Bagaimana kondisi hati dan pikiran kami? Apakah kami tetap memikirkan pribadi saja? Tentu, jawabannya tidak! Kami telah berubah. Kami memikirkan keadaan umat dan saudara-saudara kami. Orientasi kami tidak hanya lingkungan pribadi dan keluarga, namun juga lingkungan masyarakat, wilayah, negara bahkan memikirkan umat Islam se-dunia. Subhanallah. Cita-cita tertinggi kami tidak hanya berkisar urusan duniawi, sukses kefanaan saja, namun adalah jihad fisabilillah dan sukses di Akhirat. Aamiin.
Sebelum kami bergabung di halaqah, terlintas di pikiran bahwa menghafal 30 juz Al-Quran yang terdiri dari 6.000-an ayat SANGAT SULIT!!! Sehingga tak ada semangat untuk berusaha menghafalnya. Bagaimana denganmu? Apakah sama dengan yang kami rasakan? Nah, bagaimana keadaan kami setelah halaqah? Apakah masih menemukan kesulitan? Jawabannya seringkali kami dapatkan begini: menghafalnya tidak sulit, namun mempertahankan hafalan Al-Quran butuh keistiqamahan… yup begitulah! Di halaqah kami di ajarkan tentang arti keistiqamahan. Jikala iman sedang menurun, maka terlihat kawan-kawan selingkaran yang sedang semangat imannya, maka kami ikutan naik dan bersemangat.
Pertanyaan kami: apakah anti/antunna merasakan itu semua?
Mengapa kami mencintai halaqah?
Kami coba bandingkan dengan kehidupan silam yang masih jahiliyah. Di halaqah, kami selalu mendapatkan informasi update baik itu tentang ilmu maupun berita dan keadaan umat Muslim dunia. Sehingga, kami di dalam lingkaran menjadi termotivasi berlomba-lomba berburu informasi. Sangat berbeda, jika kami hidup sendiri – sendiri… mungkin kami merasa acuh dan tidak peduli dengan saudara yang lain. Pernahkah terpikirkan? Bahwa, ilmu itu ibarat air. Jika air dibiarkan tergenang dan mengendap akan bersarang nyamuk. Begitu pula ilmu, jika kita biarkan mengendap di otak tak ada manfaatnya. Namun, jika kami mentransferkan ilmu kepada saudara kami, tentu akan lebih banyak manfaatnya. Maka, di halaqahlah kami mendapatkan itu semua.
Tentunya lebih banyak alasan-alasan lain, mengapa kami mencintai halaqah. Untuk itu, bagi Antum/antunna yang merasakan kejenuhan ketika berhalaqah, maka tanyalah ke pribadi. Apakah niat mengikuti halaqah? Apakah niat itu ikhlas karena Allah? Mandirilah Antum, maka Antum akan menjadi orang yang merdeka dan maju. Pantang cengeng bagi kader dakwah. Karena, dakwah tidak membutuhkan kader-kader manja. Hanya ada 1 keputusan: jika tidak mampu di bina, maka di binasakan saja (hehehe… upsss, afwan). Ingat! Dalam dakwah tidak ada “senioritas”. Ketika kita niatkan dakwah ini karena Allah, maka tidak ada kata mundur walaupun satu langkah. Kabbiruuuu!! Allaahuakbar.
Ada kalanya keputusan hidup kita jamaah yang menentukan. Hidup tanpa dakwah tak ada arti karena kita hanya menyolehkan diri pribadi (diri sendiri). Boleh dikatakan, hidup yang egois hanya mementingkan kepentingan sendiri. Seperti yang kita ketahui selama ini, hidayah itu tidak akan datang sendiri, ataupun langsung datang “plok” dari langit dan tiba-tiba kita berubah menjadi lebih baik. Tetapi harus melalui perantara orang lain. Berbanggalah menjadi orang-orang pengantar hidayah.
1. Karena berjamaah merupakan kewajiban seorang muslim
Kita bisa buka Qs An-Nisa : 1, Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Ali Imran: 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Qs Al-Maidah ayat 2, “………….., Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. …..”
“Tidak halal darah seorang muslim kecuali dengan tiga hal:……, ……., dan orang yang keluar dari Agama dan meninggalkan jamaah” (di keluarkan oleh Bukhari, 6/9; dan Muslim, 3/1303).
Jamaah yang di maksud ialah jamaah Islamiyah yang mempersatukan seluruh kaum Muslimin, sehingga tidak ada kaum yang berpecah dan bergolong-golongan. Inti dari ayat dan hadits di atas ialah agar kita berjamaah dan bersatu. Allah dan Rasul-Nya tidak menyukai jika kita hidup menyendiri.
2. Karena berjamaah merupakan sarana terbaik untuk menjauhkan dari syethan.
Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat Muhammad dalam kesesatan, karena bagi siapa yang keluar dari Jamaah maka neraka tantangannya. Jika kita sendirian, tentu pikiran-pikiran kotor sering terlintas (mau coba? Coba saja kalau kita hidup 1 bulan dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana rasanya?). Tetapi, jika berjamaah kita menjadi kuat. Tentunya dari berjamaah pula begitu banyak kita dapatkan setruman-setruman dan target-target besar yang mampu di kerjakan secara bersama-sama.
3. Karena jamaah itu jalan cepat menuju surga.
Jika kita hidup menyendiri, amalan-amalan yang kita lakukan juga mendapat pahala sendiri. Masih ingat tentang amalan shalat berjamaah? Berapa kali lipat besar pahalanya, di bandingkan dengan amalan shalat sendirian? Nah, sama juga dengan amalan jama’i. Dalam berjamaah, kita saling mengenal antar sesama Muslim/ah, dan tentunya suasana kehidupan kita berbeda-beda. Di jamaah-lah kita berkesempatan berbuat baik kepada saudara dan sesama Muslim lainnya. Kita juga saling mengingatkan, dsb.
Mengapa kami mencintai halaqah?
Tentu pertanyaan ini muncul kepada kader-kader yang masih awam dan tergolong baru dalam kancah dakwah. Karena, dalam dunia dakwah membutuhkan sarana tarbiyah diri yang salah satu cabangnya merupakan halaqah. Kami butuh hidayah dan semangat ruhiyah dari kawan-kawan se-lingkaran ataupun dari motivasi murabbi/ah. Seringkali kami mendengar tentang “mensholehkan orang lain”. Hal itu dapat terwujud jika kami hidup berjamaah (Oia, jamaah di sini bukan jamaah dari sekelompok kaum muslimin). Kader dakwah mempunyai ketulusan hati tanpa kepura-puraan.
Kami masih ingat keadaan di awal sebelum halaqah. Di mana di masa itu, kami hanya memikirkan nasib masa depan kami. Jarang- dan bahkan tidak pernah terlintas sedikit pun kami memikirkan nasib saudara-saudara kami. Dalam tulisan di buku impian kami, hanya tergores impian-impian memajukan nasib pribadi dan keluarga terdekat dan orientasinya lebih besar tentang kesuksesan dunia (jadi pengusaha sukses, selama kuliah dapat IPK tinggi dan tamat cum laude, orang terkaya di wilayah/kampung, s2 dan s3 di luar negri… sekitar-sekitar itu). Apakah engkau juga merasakan apa yang kami rasakan?
Namun, ketika dalam dekapan halaqah? Bagaimana kondisi hati dan pikiran kami? Apakah kami tetap memikirkan pribadi saja? Tentu, jawabannya tidak! Kami telah berubah. Kami memikirkan keadaan umat dan saudara-saudara kami. Orientasi kami tidak hanya lingkungan pribadi dan keluarga, namun juga lingkungan masyarakat, wilayah, negara bahkan memikirkan umat Islam se-dunia. Subhanallah. Cita-cita tertinggi kami tidak hanya berkisar urusan duniawi, sukses kefanaan saja, namun adalah jihad fisabilillah dan sukses di Akhirat. Aamiin.
Sebelum kami bergabung di halaqah, terlintas di pikiran bahwa menghafal 30 juz Al-Quran yang terdiri dari 6.000-an ayat SANGAT SULIT!!! Sehingga tak ada semangat untuk berusaha menghafalnya. Bagaimana denganmu? Apakah sama dengan yang kami rasakan? Nah, bagaimana keadaan kami setelah halaqah? Apakah masih menemukan kesulitan? Jawabannya seringkali kami dapatkan begini: menghafalnya tidak sulit, namun mempertahankan hafalan Al-Quran butuh keistiqamahan… yup begitulah! Di halaqah kami di ajarkan tentang arti keistiqamahan. Jikala iman sedang menurun, maka terlihat kawan-kawan selingkaran yang sedang semangat imannya, maka kami ikutan naik dan bersemangat.
Pertanyaan kami: apakah anti/antunna merasakan itu semua?
Mengapa kami mencintai halaqah?
Kami coba bandingkan dengan kehidupan silam yang masih jahiliyah. Di halaqah, kami selalu mendapatkan informasi update baik itu tentang ilmu maupun berita dan keadaan umat Muslim dunia. Sehingga, kami di dalam lingkaran menjadi termotivasi berlomba-lomba berburu informasi. Sangat berbeda, jika kami hidup sendiri – sendiri… mungkin kami merasa acuh dan tidak peduli dengan saudara yang lain. Pernahkah terpikirkan? Bahwa, ilmu itu ibarat air. Jika air dibiarkan tergenang dan mengendap akan bersarang nyamuk. Begitu pula ilmu, jika kita biarkan mengendap di otak tak ada manfaatnya. Namun, jika kami mentransferkan ilmu kepada saudara kami, tentu akan lebih banyak manfaatnya. Maka, di halaqahlah kami mendapatkan itu semua.
Tentunya lebih banyak alasan-alasan lain, mengapa kami mencintai halaqah. Untuk itu, bagi Antum/antunna yang merasakan kejenuhan ketika berhalaqah, maka tanyalah ke pribadi. Apakah niat mengikuti halaqah? Apakah niat itu ikhlas karena Allah? Mandirilah Antum, maka Antum akan menjadi orang yang merdeka dan maju. Pantang cengeng bagi kader dakwah. Karena, dakwah tidak membutuhkan kader-kader manja. Hanya ada 1 keputusan: jika tidak mampu di bina, maka di binasakan saja (hehehe… upsss, afwan). Ingat! Dalam dakwah tidak ada “senioritas”. Ketika kita niatkan dakwah ini karena Allah, maka tidak ada kata mundur walaupun satu langkah. Kabbiruuuu!! Allaahuakbar.
Youtube Blokir Film “IOM” untuk RI, Kalau Masih Ada, Laporkan Saja
Posted in
Berita
|
|
Admin
Menyusul tragedi terbunuhnya Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga staf-nya, Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim ingin mencegah kekerasan serupa. Pasalnya, peristiwa itu terjadi akibat protes masyarakat Muslim di Libya terhadap film anti-Islam berjudul “IOM”.
Film itu menghina Nabi Muhammad, dengan menggambarkannya sebagai seorang homoseksual, pelaku pelecehan anak-anak, penyuka banyak perempuan, dan haus darah. Film yang dibuat Sam Becile itu di-unggah ke laman Youtube dan bisa ditonton seluruh masyarakat dunia.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, menegaskan, Indonesia sudah berhasil meminta Youtube untuk memblokir film itu. “Sudah berhasil diblokir sore ini, Indonesia sudah bekerja sama dengan Youtube dan sudah dilaporkan bahwa “IOM” diblokir untuk Indonesia,” ujarnya saat ditemui di Hotel Sultan, Gatot Subroto, Kamis, 13 September 2012 malam.
Namun, Tifatul melanjutkan, pemblokiran itu bersifat sementara karena Youtube juga masing mengkaji ulang konten tersebut. “Ini kan dari luar kontennya. Mereka akan kaji lagi, nanti baru ditutup permanen untuk seluruh dunia,” katanya.
Permohonan dari Indonesia untuk memblokir film itu sesuai instruksi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. “Saya diinstruksi untuk mengantisipasi dan memblokir Youtube. Itu sudah menewaskan Dubes AS di Libya. Sekarang sudah tidak bisa diakses. Kalau masih ada yang bisa buka, lapor saja ya,” kata Tifatul.
Kejanggalan-kejanggalan dalam Kasus Terorisme
Posted in
Artikel
|
9/13/2012|
Abu Jundi
Oleh: AM. Muslih
KASUS pengerebekan terduga pelaku terror di Solo dan meledaknya sebuah bom di rumah Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara atau tepatnya di jalan Nusantara, Depok Jabar menghantui pikiran saya, sebagaimana kasus-kasus penggerebekan terduga teror lain yang selalu beraroma sama.
Ada beberapa pertanyaan krusial yang belum bisa terjawab. Berikut beberapa pertanyaannya;
Mengapa Tepat peringatan 11 September?
Entah kebetulan atau tidak, kasus pemberitaan Solo dan bom di Depok, bertepatan dengan peringatan 11 September, di mana Gedung WTC runtuh tahun 2001, yang telah melewati waktu 11 tahun ini. Adakah kasus ini memiliki hubungan? Mungkin, misalnya, sebagai bukti pada Amerika bahwa di Indonesia masih menakutkan karena masih banyaknya ancaman bom?
Anda tidak harus percaya. Tetapi dengarkan pernyataan Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis, (BAIS), Laksamana TNI, Purnawirawan, Mulyo Wibisono yang dikutip itoday, Kamis (06/09/2012). Saat dimintai komentar kasus penggerebekan di Solo yang menewaskan Farhan dan Muksin mengatakan, bila keberadaan teroris di Indonesia sengaja dipelihara institusi tertentu untuk mendapatkan proyek dari Amerika Serikat (AS).
“Teroris itu sengaja dipelihara institusi tertentu yang mempunyai kemampuan intelijen. Institusi ini mendapatkan keuntungan dengan adanya teroris karena mendapatkan kucuran dana dari AS,” kata Mantan Komandan Satgas Intel di BAIS ini), Laksamana TNI, Purnawirawan, Mulyo Wibisono kepada itoday, Kamis (6/9/2012).
Menurut Mulyo, kemunculan teroris disengaja dengan memprovokasi untuk melakukan kegiatan teror. “Dalam intelijen ini penyusupan itu hal yang biasa. Sebetulnya aparat sudah tahu, tetapi dibiarkan saja. Dan pelaku teroris ini akibat provokasi intelijen,” paparnya.
Kata Mulyo, teroris Solo semakin mencurigakan karena aparat kepolisian menyebutkan para pelakunya melakukan pelatihan di Gunung Merbabu. “Polisi harus mengungkap siapa yang melatih para teroris itu, atau jangan-jangan intelijen sendiri. Menggunakan senjata terlebih lagi umur mereka masih muda itu sangat aneh sekali dan mampu membunuh polisi,” jelasnya.
Kecurigaan Mulyo bertambah, korban aparat kepolisian yang tertembak di Solo tidak diotopsi dan adanya pertemuan sebelum terjadinya “teror” Solo,yang dilakukan secara tertutup di markas Kopassus Kartosuro antara Direktur Penindakan BNPT, Brigjen (Pol) Petrus R Golose dengan jajaran Dandim, Komandan Kopassus Grup 2, Kapolres se-Solo Raya dan dan perwakilan dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
“Saya baca di media, tiga bulan sekitar bulan Juni sebelum ada ‘teror’ Solo, ada pertemuan petinggi BNPT dengan pejabat militer dan polisi seluruh Jawa Tengah di markas Kopassus Kartosuro yang katanya membahas penanggulangan antiteror. Apa gunanya pertemuan itu kok tiba-tiba ada ‘teror’,” kata mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama TNI Purn Mulyo Wibisono kepada itoday, Sabtu (8/9/2012).
Menurut Mulyo, pertemuan sudah pasti mengetahui adanya jaringan “teroris”.
“Pertemuan BNPT di Kartosuro masih wilayah Solo yang katanya sumber “teroris”, masih juga kecolongan. Saya minta pertemuan itu dibongkar saja, apa sih isinya, biar masyarakat tahu dan tidak curiga sepak terjang BNPT dan Densus,” ungkap Mulyo.Mulyo mencurigai kemunculan “teroris” Solo kemungkinan rekayasa pihak BNPT untuk mendapatkan kucuran dana. “Kemunculan ‘teroris’ itu menguntungkan polisi dan BNPT. Mereka mendapatkan keuntungan dari proyek ‘teroris’,” jelasnya.
“Memunculkan ‘teror’ itu biasa dalam operasi intelijen agar orang-orang yang diduga ‘teroris’ itu muncul. Dan dengan munculnya ‘teroris’ akan memberikan keuntungan bagi polisi dan BNPT,” pungkasnya.
Namun bertepatan dengan tuduhan Muyo, tiba-tiba Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr Said Aqil Siradj tiba-tiba mendesak agar anggaran dana Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ditingkatkan, sehingga bisa maksimal dalam melaksanakan program kerja.
Kurangnya anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah, menurutnya diduga menjadi penyebab maraknya gerakan teroris di tanah air yang pada akhirnya tidak bisa ditanggulangi BNPT.
“Anggarannya BNPT barangkali dan kerjasamanya dengan civil society harus ditingkatkan,” ujar Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj di Jakarta, Rabu (05/09/2012), dikutip Pelitaonline.
Pertanyaannya, mungkinkah dengan tepat peringan 11 September ini drama penggerebekan ini dimaksudkan sebagai laporan kepada Amerika, sebagaimana dugaan Mulyo Wibisono? Atau memang benar sebagai proyek mencari dana?
Selalu Bertepatan dengan Adanya Kasus Besar
Tahun 2009, bom terjadi di hotel JW Mariott dan Ritz Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tepat ketika pihak-pihak yang sedang mempermasalahkan jumlah kecurangan pemilu melalui saksi-saksi yang tergabung dalam timsukses JK-Win dan Mega-Pra (pada tanggal 20 Juli saksi JK-Win menolak menandatangani kesaksiannya, dan tanggal 21 Juli menyusul saksi Mega-Pra juga menolak kesaksiannya),
Sebelumnya tahun 2010, kesuksesan penumpasan Dulmatin oleh Densus 88 juga pas dengan suhu politik sedang panas. Hasil Pansus Century yang dikukuhkan dalam Paripurna DPR, di mana Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani pun dinilai sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Akibatnya, isu pemakzulan pun bertiup kencang.
Nah, Kasus penggerebekan di Solo dan bom di Depok, bertepatan dengan kasus Syiah di Sampang.
Selalu menjadi Reality Show di TV
Yang menjadikan selalu hebat berita tuduhan terorisme adalah, beberapa kali penggerebekan dilakukan secara LIVE, layaknya sebah reality show. Selama hampir 18 jam aksi “sok gagah” Densus 88 melakukan penggerebekan di sebuah rumah di Temanggung tanggal 7 Agustus tahun 2009 hingga besoknya lagi 8 Agustus 2009, masyarkat dihibur suara tembakan dar! der! dor! Di TVOne. Perntanyaannya, untuk apa 200 juta lebih warga Indonesia perlu tayangan live sebuah operasi yang boleh dikatakan rahasia? Atau memang aksi-aksi Densus sudah bukan rahasia lagi? Dan untuk kepentingan apa mengajak stasiun TV?
Terlalu naïf jika masyarakat lebih 200 juta percaya pernyataan GM Current Affair TVOne, Solaeman Sakib yang pernah menyatakan siaran langsung penggerebekan sebuah rumah yang diduga tempat persembunyian Noordin M Top di Dusun Beji, Temanggung, Jawa Tengah, hanya untuk meningkatkan rating.
Apalagi dalam banyak acara diskusi terorisme yang diselenggarakan TVOne—para reporter yang ada di lapangan atau di studio—sering memberikan asumsi atau mengarahkan pada sebuah opini tertentu.
Lagi pula, masyarakat, tidaklah cukup buta melihat keadaan. Siapapun tahu, siapa Karni Ilyas (Pimred TVOne). Karni Ilyas adalah jurnalis yang juga dikenal anggota Kompolnas. Sebelum di TVOne, ia lebih dulu memulai karir sebagai wartawan Suara Karya (1972), Tempo (1978), Forum (1991-1999) lalu hijrah ke SCTV untuk memimpin Liputan 6 dan terakhir di TVOne yang baru saja diambil alih Keluarga Bakrie.
Karni dikenal telah akrab dengan Gories Mere (GM) semenjak baru setahun lulus Akpol, kala itu pangkatnya masih Letda. Persahabatan Karni dan GM sangat harmonis dan terjalin sampai sekarang.
Seperti diketahui, GM bersama dua perwira Aryanto Sutadi dan Pranowo pernah mendapat keistimewaan memeriksa Omar Al Faruq, langsung dari penjara khusus milik AS di Teluk Guantanamo, Kuba.
Ada hal menarik tentang #KulTweets Mas Ridlja tentang sosok Pimred TVOne berjudul “Karni Ilyas wartawan Senior TVOne” [http://nurudin.jauhari.net/karni-ilyas-wartawan-senior-tvone.jsp]
Dalam situs itu disebutkan, buah persahabatan itu terjadi tatkala 5 November 2002, di mana satuan polisi (dipimpin GM) melakukan sebuah operasi rahasia di Tenggulun, Kecamatan Solokuro, dan berhasil menciduk Amrozi, ikut mengajak wartawan SCTV (dibawah pimpinan Karni Ilyas saat itu), hingga membuat salah paham Kepala Dinas Penerangan Polda Jawa Timur, yang rupanya tidak diberitahu adaya operasi. Sungguh hebat, Polda Jatim saja tidak tahu, Karni bisa tahu.
Saat penangkapan Imam Samudera di Merak, SCTV juga berada di depan. Saat penangkapan Abu Dujana tahun 2007, Karni dan ANTV malah dapat hak siar ekslusif pengakuan Dujana yang direkam, di kala semua media tidak diberi akses.
Yang menarik, setiap acara diskusi terorisme di TVOne, sumber-sumber yang didatangkan selalu monoton. Jika tidak Kepala BNPT Ansyaad Mbai, Mantan Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Hendro Priyono. Jika ada sumber lain, biasanya selalu orang-orang uang sudah dibina BIN atau BNPT. Jarang dalam masalah terorisme TVOne menghadirkan pakar Syariah atau anak Abubakar Ba’syir. Ba’asyir hanya disudutkan tanpa ada pembelaan.
Ada motivasi lain apa antara Gories, Karni, BNPT dan Hendro yang didukung TVOne? Alangkah naifnya jika alasannya hanya sekedar ratting?
Selalu mengarah Syariah Islam
Beberapa hari pasca meledaknya bom di hotel JW Mariott dan Ritz Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tepat 22 Juli 2009 TVOne menggelar acara special yang membahas akar teroris di Indonesia. Nara sumbernya adalah Brigjen. Surya Dharma Salim (Mantan Ketua Densus 88) yang membahas tuntas akar permasalahan peledakan bom di Indonesia yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir. Dua hal yang sering diulang-ulang Suryadharma Salim adalah, Syariah dan Dualah Islam.
Menariknya, untuk diskusi dengan mantan Komandan Densus 88 ini, TVOne harus mengulang beberapa kali di lain waktu. Ini sama persis dengan dialog Ansyasd Mbai atau Hendro yang selalu mengarah juga pada gerakan Islam atau Syariat Islam. Seolah-oleh, Syariah atau Daulah Islamiyah menjadikan orang berperilaku teroris.
Dalam sebuah tayangan liputan di lokasi kediaman terduga kasus teror, Yusuf Rizaldi di daerah Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, tiba-tiba seorang reporter sebuah TV swasta secara sengaja men-shoot gambar poster logo HTI berisikan kalimat “Dengan Syariah Indonesia Lebih Bermartabat.” Oleh sang reporter, tulisan tersebut dikaitkan dengan poster jihad. Apa hubungannya poster dengan teror?
Mengapa tidak sekalian wartawan menyebutkan bahwa telah ditemukan al-Quran di rumahnya? Mengerti apa Hendro atau Ansyaad tentang Syariat Islam?
Pertanyaan lain, ada apa pula TVOne dengan Syariat Islam yang selalu dijadikan penyebab (alasan) dalam kasus terorisme? Generalisasi ini, sudah pasti difasilitasi TV tersebut
Selalu Ngruki dan pesantren
Salah satu komentar paling jelas dari Hendro dalam setiap diskusi masalah terror adalah mengarahkan pada PP Al-Mukmin, Ngruki. Seolah-olah ribuan santri alumni pesantren itu pelaku teror. Ada komentar dari pengamat media,asal Surabaya, Sirikit Syah dalam akun Twitter-nya, “Mengapa media mudah memberi label Ngruki sarang teroris, tapi tdk pernah nyebut pulau key (di maluku) sarang preman? Sikonnya mirip!,” ujarnya.
Dalam kasus yang berbeda, pasukan pendukung G-30-S-PKI tahun 1965, dikenal para perwira militer. Mereka bahkan dibagi dalam tiga kelompok tugas, Komando Penculikan dan Penyergapan (dipimpin oleh Letnan Satu Dul Arif), Komando Penguasaan Kota (dipimpin oleh Kapten Suradi), Komando Basis (dipimpin Mayor(udara) Gatot Sukresno).
Pertanyaanya, mengapa kita tidak ajarkan saja secara terbuka di anak-anak atau masyarakat bahwa pelaku-pelakunya teror G 30 S PKI adalah perwira militer dari TNI? Sebagaimana ketika BNPT atau Hendro (yang dikuti media) selalu suka mengaitkan kasus terror bom di Indonesia dengan Abubakar Ba’asyir, Ngruki atau pesantren?
Adakah yang bisa menjawabnya?
Sebagian Anda mungkin ada yang bingung, namun mungkin juga paham akan arah keanehan-keanehan ini.
Semoga kita terhindar dari fitnah zaman dan fitnah Dajjal!
Penulis aktif di Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPas) Surabaya
Sumber : http://hidayatullah.com/read/24727/11/09/2012/kejanggalan-kejanggalan-dalam-kasus-terorisme.html
Popular Posts
-
UNDANGAN, Ikhwah fillah... Mari eratkan ukhuwah, raih keberkahan silaturrahim dan majelis ilmu, HADIRI Forum Pengajian Keluarga Sejahter...
-
DCS DPRD II PKS Dapil IV (Banyudono,Ngemplak, Sawit,Sambi) Boyolali Daerah Pemilihan IV Banyudono, Ngemplak, Sawit, Sambi. 1. Nur Achmad...
-
MEMANG tidak sederhana menjadi seorang pemimpin yang legal secara formal dan legitimed (dicintai bawahannya). Sebelum seseorang diakui...
-
Presiden Mesir, Dr Muhammad Mursi menempati urutan ke-4 orang yang paling berpengaruh di dunia versi Majalah Time. Majalah Time mengung...
-
Ikhwati wa akhwati fillah... Melihat berita ttg LHI terkait sapi impor , maka ana sebagai salah satu kader PKS yg mengenal LHI, sangat b...
-
Pada tahun kesepuluh kenabian, istri Nasbi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Thlaib, wafat. Ber...
-
TEMPO.CO , Jakarta - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melarang semua anggotanya yang duduk di Badan Anggaran untuk memakai ruangan yang ba...
-
Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri sangat menikmati naik ojek dari pos pemantauan perbatasan desa Temajuk menuju dusun Camar Bulan. “Kalau...
Recent Stories
Connect with Facebook
Sponsors
Search
Archives
-
▼
2012
(104)
-
▼
September
(13)
- PKS Dukung PBNU terkait Fatwa Hukuman Mati bagi Ko...
- PKS Mau Genjot Kinerja Di DPR
- Peradaban Islam Penyelamat Kemanusiaan
- Urgensi Tarbiyah Dzatiyah
- Wali Kota Termuda di Dunia Semangati Remaja Indonesia
- Mengapa Kami Mencintai Halaqah?
- Youtube Blokir Film “IOM” untuk RI, Kalau Masih Ad...
- Kejanggalan-kejanggalan dalam Kasus Terorisme
- Foke: PKS Paling Banyak Membantu Saya Selama 5 Tah...
- Fitnah dalam Dunia Politk Biasa, Tapi Kenapa Selal...
- Fatwa Terbaru Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi tentang Syiah
- Presiden PKS belum berpikir jadi calon presiden
- Antara Dua Ied yang Penuh Barakah dan Rahmat
-
▼
September
(13)
Categories
Blog Archives
-
▼
2012
(104)
-
▼
September
(13)
- PKS Dukung PBNU terkait Fatwa Hukuman Mati bagi Ko...
- PKS Mau Genjot Kinerja Di DPR
- Peradaban Islam Penyelamat Kemanusiaan
- Urgensi Tarbiyah Dzatiyah
- Wali Kota Termuda di Dunia Semangati Remaja Indonesia
- Mengapa Kami Mencintai Halaqah?
- Youtube Blokir Film “IOM” untuk RI, Kalau Masih Ad...
- Kejanggalan-kejanggalan dalam Kasus Terorisme
- Foke: PKS Paling Banyak Membantu Saya Selama 5 Tah...
- Fitnah dalam Dunia Politk Biasa, Tapi Kenapa Selal...
- Fatwa Terbaru Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi tentang Syiah
- Presiden PKS belum berpikir jadi calon presiden
- Antara Dua Ied yang Penuh Barakah dan Rahmat
-
▼
September
(13)
Recent Comments